What's News?

    Thursday, February 8, 2007

    Diet Makanan Mentah

    Baru membayangkan mengonsumsi makanan mentah saja mungkin Anda seram duluan. Jangan apriori dulu. Diet makanan mentah alias raw food diet tak hanya bisa menguruskan badan. Tapi juga bikin kulit sehat dan awet muda. Mulai tertarik?
    Sebenarnya menyantap makanan mentah dalam budaya kita sudah ada sejak jaman nenek moyang. Menu lalapan yang selalu ada di setiap makanan Sunda bisa dibilang raw food diet juga kan? Jadi gerakan ini bukanlah sesuatu yang baru-baru amat. Di Amerika sendiri pola makan ini menjadi populer lagi sejak dipopulerkan oleh Dr Max Bircher-Benner pada tahun 1926.
    Natalie Rose, penulis buku The Raw Food Detoks Diet, mengatakan makanan mentah dapat membantu membentuk tubuh lebih langsing, kulit lebih muda dan menarik, lebih sehat, berenergi, stamina meningkat, serta lenyapnya bau badan dan mulut. Pantas saja diet ini kemudian diikuti oleh selbriti Hollywood seperti Catherine Zeta-Jones, Gery Halliwell, Jennifer Lopez, serta Demi Moore.
    Bagaimana pola makanan mentah ini?
    Tanpa masak
    Kalau dari definisinya, raw food diet berarti yang dikonsumsi hanya makanan mentah saja. Tanpa melalui proses pemasakan. Terdapat dua paham tentang raw food diet. Ada yang hanya mengonsumsi sayuran hijau, buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, dan sebagainya dalam keadaan mentah.
    Namun ada juga yang menerjemahkan diet ini dengan mengonsumsi seluruh makanan mentah. Termasuk di dalamnya sayuran, buah, kacang, juga daging serta ikan mentah.
    Artturi Vertanen seorang pemenang nobel di bidang biokimia membuktikan secara ilmiah bahwa enzim penting yang ada di dalam makanan mentah keluar saat makanan tersebut dikunyah, dan enzim tersebut bersama dengan enzim yang diproduksi oleh tubuh akan berpadu dan menghasilkan manfaat paling optimal bagi tubuh. Enzim yang bermanfaat ini akan rusak atau hilang saat makanan dipanaskan pada suhu 46 -48 derajat celcius.
    Namun begitu, tidak seluruhnya raw food diet bisa diadopsi. Hanya segelintir orang saja yang mampu menjalaninya dalam jangka panjang. Diet ini juga kurang cocok untuk perempuan hamil, anak-anak dan orang-orang yang membutuhkan protein tinggi. Jika tidak sanggup, anjuran dari pakar sebenarnya cukup mengonsumsi 60 persen makanan mentah, dan sisanya 40 persen berupa makanan yang dimasak.
    Lakukan bertahap
    Bagi yang baru memulai, sebaiknya jangan langsung drastis mengikuti raw food diet. Secara perlahan dan bertahap saja dulu. Pada tahap awal, Anda masih boleh mengonsumsi makanan matang agar proses detoksifikasi yang terjadi tidak terlalu berlebihan.
    Namun, hindari makanan yang dapat meracuni tubuh, seperti menggunakan pengawet, pewarna dan zat kimia. Konsumsilah makanan yang dapat dicerna seperti buah-buahan dan sayur-sayuran. Makanan cepat cerna berarti makanan tersebut mudah dikeluarkan dari tubuh, tidak mengendap.
    Kombinasinya juga perlu diperhatikan, di antaranya, buah dimakan terpisah dari makanan lain dan makanan yang mengandung sumber protein hewani sebaiknya dimakan terpisah dengan sumber karbohidrat nabati.
    Menu makanan bisa dikombinasikan antara makanan mentah dan matang. Misal, makanan yang dimasak berupa nasi merah, tempe atau tahu, daging dan ikan. Sementara makanan mentahnya bisa dipilih antara lalapan mentah, gado-gado mentah atau salad sayuran. Jangan lupa, pantaulah kemajuan yang Anda capai.
    Pada tahap awal Anda akan merasa pusing, capai, jenuh dan depresi ringan, tapi menurut Dr Gina Shaw, raw foodist dan penulis buku Nutrion and Emotion: How to Transform Your Life Through Optimim Nutrion, efek ini hanya terjadi beberapa waktu saja.

    No comments:

    Template Designed by Douglas Bowman - Updated to New Blogger by: Blogger Team
    Modified for 3-Column Layout by Hoctro